Narasi, Mei, 2024

Surat Untuk Simbah Guru

Alfian Nursahid,

“Mbah, apa aku bisa menjadi pandai ?”
Teruntuk simbah sekaligus guruku tercinta,
Sampai detik surat ini ditulis, aku tidak pernah sekedar mengucapkan terima
kasih kepada guru sekolah dasarku, yang kebetulan juga merupakan simbahku. Selama
ini beliau sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupku hingga hari ini.
Perjalanan sekolahku tidaklah mudah, aku juga bukan merupakan salah satu
siswa yang pandai, terutama dalam berhitung. Namun, dengan kegigihan dan ketlatenan
simbah guru aku bisa melewati masa pendidikan enam tahun skolah dasarku penuh rasa
bahagia tanpa penyesalan.
Aku sangat bersyukur memiliki kenangan pahit manis diajar oleh simbah guru,
aku bahagia mengenal seorang guru dengan idealisme luar biasa, aku berharap diriku
kelak adalah salah satu dari orang-orang yang setia dengan idealismenya itu.
Simbah guru percaya senjata terbesar umat manusia adalah akal budi. Oleh
karena itu pendidikan tidak hanya memperkuat akal saja tetapi harus dibangung dengan
budi pekerti yang baik kepada semua makhluk hidup maupun alam semesta.
Pendidikan yang di ajarkan oleh simbah guru tidak sekedar hitung hitungan,
menghafal rumus atau ilmu mata pelajaran saja, tetapi juga pendidikan kehidupan. Hal
yang diajarkan simbah guru juga mengenali hubungan manusia, alam serta semua
ciptaan Tuhan. Dulu kelas kelas kami sering berkeliling kadang di jalan, di sawah,
ataupun, di sungai, untuk sekedar melihat betapa luasnya alam raya ini. Simbah guru
juga mengajarkan memanusiakan manusia, mengajarkan sopan santun kepada sesama,
saling tolong menolong dan toleransi. Apabila salah satu siswa di kelas kami ada yang
sakit simbah guru selalu mengajak kami semua untuk menjenguknya.
Hubungan antara guru dan siswa yang dijarkan simbah guru adalah hubungan
kesetaraan. Beliau selalu menyebut siswa siswinya dengan sebutan nak dan berperan
sebahagi sahabat dalam proses pembelajaran. dengan hubungan persahabatan terbangun
hubungan cinta dan kekeluargaan, bukan hubungan superioritas maupun rasa takut.

Ada beberapa pesan yang masih terngiang ngiang dalam lubuk hatiku dan
membentuk laku hidupku hingga hari ini.
“Nak, Orang boleh memiliki kepandaian ataupun kepintaran yang tinggi.
Namun, jika tidak berjalan di jalan kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama akan
sia-sia. Dunia hanya akan mengenang orang baik yang memiliki nilai nilai kebaikan
dalam kehidupan “
“Nak, Pendidikan merupakan jembatan untuk kembali kepada Tuhan tanpa
rasa penyesalan. Luruskan niat .Berniatlah karena mencari Ridha Tuhan lalu
berjuanglah dengan teguh, sabar, dan, setia. Inti dari pembelajaran adalah teguh pada
prinsip, setia pada proses, bersabar melewati langkah demi langkah di jembatan yang
kau titi. Seberapa besar tekadmu, sebesar itulah kemuliaanmu “
Pesan yang paling mendalam adalah saat kelulusan simbah guru berpesan,
“ Nak, Selamat berjuang selamat melanjutkan ke SMP, raihlah cita citamu, kelak
jadilah orang yang bermanfaat dan yang paling penting tetap belajar sepanjang hidup“
Sampai saat ini aku baru sadar pesan pesan simbah guru sangat mendalam dan,
telah tertanam dengan baik dalam sanubariku, mengiringi setiap jejak langkahku.
Membentuk pribadiku sebagai bekal terus berusaha menjadi manusia yang bermanfaat
bagi diri, keluarga, dan masyarakat serta bangsa.
Kini perjuanganmu telah usai, semoga perjuanganmu menjadi amal baik
sepanjang masa, Engkau lebih hebat dari pahlawan super bagi setiap orang, pahlawan
super hanya menyelamatkan orang yang kesusahan, tetapi simbah guruku tak sekedar
menyelamtakan tetapi juga memberi harapan, petunjuk, dan kemuliaan masa depan
yang lebih baik bagi kami semua yang pernah belajar darimu, namamu akan selalu
dikenang dalam sanubari. Suparman adalah guruku yang lebih hebat dari Superman.
sekali lagi Terima kasih simbah guru.

Yogyakarta,20 April 2020

Penuh Cinta dan Doa,
Muridmu yang kini menjadi guru.

Bagikan